Minggu, 20 Oktober 2013

Menggapai Pahala Besar dengan Menyambung dan Mengisi Shaf Kosong

Menggapai Pahala Besar dengan Menyambung dan Mengisi Shaf Kosong
سَوُّوا صُفُوفَكُمْ، فَإِنَّ تَسْوِيَةَ الصُّفُوفِ مِنْ إِقَامَةِ الصَّلاَةِ
Rapikan (luruskan dan rapatkan) shaf kalian, sesungguhnya rapinya shaf termasuk bagian menegakkan shalat.” (HR. Bukhari)

Pernahkan mendengar hadis di atas? Jawabnya: Sering. Ya, hadis tersebut biasanya diucapkan oleh imam sebelum melaksanakan shalat berjamaah.
Hadis tersebut merupakan anjuran untuk meratakan, merapikan, meluruskan, dan mengisi shaf yang kosong.
Memang menurut ulama fikih, memasuki shaf  yang kosong sehingga shaf tersebut terisi dan rapat, bukan merupakan perkara yang wajib, yang apabila tidak dikerjakan akan menyebabkan mendapat dosa, atau shalatnya tidak sah. Hal ini, sebagaimana dapat diambil dari pemahaman hadis berikut:
عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «خِيَارُكُمْ أَلْيَنُكُمْ مَنَاكِبًا فِي الصَّلَاةِ ، وَمَا تَخَطَّى عَبْدٌ خُطْوَةً أَعْظَمَ أَجْرًا مِنْ خُطْوَةٍ مَشَاهَا رَجُلٌ إِلَى فُرْجَةٍ فِي الصَّفِّ فَسَدَّهَا»
Artinya: Dari Ibnu Umar, dia berkata: Rasulullah r bersabda, “Yang terbaik di antara kalian adalah yang paling lunak pundaknya di dalam shalat. Tidaklah seorang hamba mengayunkan satu langkah yang lebih utama pahalanya daripada langkah yang dilakukan seseorang untuk menutup kekosongan shaf .”

Walaupun anjuran seperti yang disebutkan pada awal pembicaraan ini bukan merupakan suatu perintah yang sifatnya wajib, tetapi perkara tersebut bukan merupakan suatu yang ringan tanpa pahala. Bahkan, amalan tersebut mengandung banyak kebaikan dan merupakan perkara yang sangat-sangat disukai untuk dilakukan.
Adapun keutamaan-keutamaan yang akan didapatkan bila menyambung shaf dan atau mengisi celah kosong pada shaf, di antaranya adalah:
1.       Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk orang yang menyambung shaf
Hal ini dijelaskan dalam hadis, yang artinya: Rasulullah r bersabda, Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk orang-orang yang menyambung shaf.” (HR. Ahmad, Ibnu Mâjah, Ibnu Khuzaimah, dan Ibnu Hibbân dalam Shahîh mereka, dan al-Hâkim berkata, “Shahih berdasarkan syarat Muslim.”). Maksudnya, Allah memberikan ampunan dan para malaikat memohonkan ampunan bagi orang yang menyambung shaf.
2.       Mendapatkan pahala yang besar
Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah r, yang artinya, Orang yang paling baik di antara kalian adalah yang paling lunak pundaknya dalam shalat, dan tidak ada langkah yang lebih besar pahalanya daripada langkah yang diambil oleh seseorang menuju kekosongan dalam shaf untuk menutupinya.”  (HR. Imam al-Bazzâr dengan sanad hasan, Ibnu Hibbân dalam Shahîhnya, dan ath-Thabarâni dalam al-Mu 'jam)
3.       Diangkat satu derajat dan dibangunkan sebuah rumah di surga
Hal ini sebagaimana sabda Rasulullaah r, yang artinya, Barangsiapa mengisi celah kosong (dalam shaf), maka Allah mengangkatnya kedudukannya satu derajat karenanya dan membangunkan sebuah rumah di surga untuknya.” (HR. ath-Thabarâni dalam al-Mu'jam al-Ausath,  Ibnu Mâjah).
Nah, bila kita mengisi celah kosong dalam shaf, maka akan mendapatkan keutamaan yang tiada taranya, di antaranya diampuni dosanya, dimohonkan ampun, mendapat pahala besar, diangkat derajatnya, dan dibangunkan sebuah rumah di surga sebagaimana telah dikemukakan di atas. Sudah selayaknya kita tidak menyepelekan masalah ini dan meninggalkan pengamalannya hanya karena beralasan hal tersebut tidak wajib. Menurut hemat penulis, perkara agama tidak hanya berkisar masalah wajib dan haram, atau boleh dan tidak boleh saja. Karena hal tersebut merupakan batas terakhir dari perkara tersebut. Setiap perbuatan yang dilakukan hendaknya juga mempertimbangkan keutamaan dari perbuatan tersebut, sehingga akan mendapatkan manfaat yang berlipat ganda. Sudahkah kita memperhatikannya?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar